Senin, 09 November 2009

Rangkuman BAB 1 dan 2

BAB 1
PENDAHULUAN

Istilah Pembangunan Ekonomi atau Pembangunan saja pada umumnya diartikan sebagai serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin meningkat. Sebagai implikasi dari perkembangan ini diharapkan kesempatan kerja akan bertambah, tingkat pendapatan meningkat, dan kemakmuran masyarakat menjadi semakin tinggi.

Istilah Ekonomi Pembangunan mempunyai arti yang sangat berbeda dari yang dijelaskan di atas, tetapi kedua istilah itu mempunyai hubungan yang sangat erat. Ekonomi Pembangunan adalah suatu bidang studi dalam ilmu ekonomi yang mempelajari tentang masalah-masalah ekonomi di negara-negara berkembang dan kebijakan-kebijakan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi.

Negara berkembang merupakan negara yang pada pertengahan abad yang lalu memiliki taraf pembangunan dan kemakmuran yang sangat rendah. Pada tahun 1950-an sebagian negara berkembang--menurut pangamatan beberapa ahli ekonomi barat—taraf hidupnya masih di bawah taraf negara maju pada saat negara-negara maju tersebut baru memulai pembangunan ekonominya di permulaan abad ke-19.

1. KEBUTUHAN DAN PERHATIAN PADA EKONOMI PEMBANGUNAN
Dari perbedaan arti pembangunan ekonomi dan ekonomi pembangunan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembangunan ekonomi merupakan masalah yang dihadapi oleh negara berkembang. Perhatian masalah tersebut baru dimulai sejak Perang Dunia II. Mulai dari masalah tersebut, para ahli di berbagai bidang ilmu pengetahuan, pejabat dan badan-badan pemerintah memberikan perhatian yang sangat besar berbagai aspek mengenai pembangunan ekonomi.

Perkembangan Perhatian Terhadap Pembangunan Ekonomi
Sesudah berakhirnya Perang Dunia II, secara mendadak perhatian terhadap masalah-masalah dan issue mengenai pembangunan ekonomi berkembang dengan pesat. Ada beberapa faktor yang dapat dipandang sebagai penyebab bertambah meluasnya perhatian terhadap pembangunan ekonomi di negara berkembang, diantaranya :
1. Keinginan Negara Berkembang untuk Mengatasi Keterbelakangan Mereka
Setelah mencapai kemerdekaan, negara berkembang mulai menekankan kepada usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dan bercita-cita untuk mengejar ketinggalan-ketinggalan mereka dibanding pestasi kemajuan ekonomi yang dicapai negara bekas penjajah mereka. Beberapa negara baru yang muncul setelah Perang Dunia II berakhir adalah India, Pakistan, Srilanka, Myanmar Filipina, Indonesia, dan Korea. Pada tahun 1950-an lebih banyak lagi daerah terjajah yang mencapai kemerdekaan seperti Malaysia, Singapura, Brunei, dan berbagai negara di Afrika.
Beberapa negara tersebut bukan saja merupakan negara yang relatif miskin, tetapi juga merupakan negara yang menghadapi masalah penduduk yang serius –yaitu junlah penduduknya cukup besar dan tingkat pertambahanny relatif tinggi. Dalam keadaan seperti itu, mewujudkan pembangunan ekonomi merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak—yaitu untuk mengatasi masalah pengangguran, menciptakan kesempatan kerja yang cukup besar dari waktu ke waktu, meningkatkan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui pembangunan ekonomi diharapkan kemerdekaan dalam bidang politik dapat dilengkapi dengan kegiatan perekonomian yang semakin berkembang dan kesejahteraan masyarakat yang semakin meningkat.
2. Sebagai Usaha Membantu Mewujudkan Pembangunan Ekonomi untuk Menghambat Perkembangan Komunisme
Dalam beberapa tahun sesudah Perang Dunia II timbul perubahan yang sangat besar dalam pola percaturan politik dunia. Paham komunisme telah melahirkan beberapa negara komunis baru. Rusia merupakan negara komunis pertama (1917). Di Eropa, Jerman Timur berpisah dari Jerman Barat dan menjadi negara komunis. Beberapa negara Eropa Timur lainnya seperti Polandia, Hongaria, Cekoslovakia, Bulgaria dan Rumania dikuasai pemerintah Komunis. Di Asia, Vietnam, korea Utara, dan Cina juga dikuasai oleh pemerintah Komunis. Perubahan ini menimbulkan konflik ideology yang dikenal sebagai Cold War atau “Perang Dingin”. Tetapi sejak akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an, kebanyakan negara tersebut telah mengubah sistem pemerintahan dan ekonominya menjadi seperti yang dijalankan negara-negara Barat. Sedangkan Jerman Timur bergabung dengan Jerman Barat.
Semenjak berakhirnya Perang Dunia II, “Perang Dingin” telah menimbulkan perubahan penting dalam hubungan antara negara maju dan negara berkembang. Sebagai salah satu usaha untuk membendung perkembangan komunisme, negara maju –terutama Amerika Serikat-- melakukan berbagai usaha untuk mempercepat pembangunan di negara berkembang. Usahanya yang pertama sesudah Perang Dunia II tertumpu kepada membantu memulihkan perekonomian di berbagai negara di Eropa Barat dan Jepang. Bantuan Amerika Serikat dalam membangun Korea, Taiwan, Thailand banyak dilandaskan kepada pemikiran untuk membendung perluasan paham Komunisme di Asia. Dalam tahun 1950-an hingga tahun 1970-an Amerika Serikat juga memberi bantuan pembangunan kepada negara-negara yang relatif netral (tidak pro-Komunis atau pro-Amerika Serikat) –seperti India, Indonesia, Mesir, dan Ghana—untuk menjaga agar negara-negara tetrsebut tidak berubah menjadi negara Komunis.
3. Sebagai Usaha untuk Meningkatkan Hubungan Ekonomi
Bantuan negara maju kepada usaha pembangunan ekonomi di beberapa negara berkembang sering juga merupakan suatu alat untuk mempererat hubungan ekonomi di antara kedua negara tersebut. Hal ini terutama dapat dilihat dengan nyata dalam hubungan negara berkembang dengan negara bekas jajahannya –terutama di antara negara Inggris dan Perancis dengan negara bekas jajahannya. Kedua negara ini masih mempunyai posisi yang istimewa dengan negara-negara yang pernah menjadi jajahan mereka. Dengan adanya hak istimewa tersebut, negara bekas jajahan masih dapat mengembangkan pasar untuk hasil-hasil industri mereka. Di samping itu, negara bekas penjajah masih dapat mempertahankan perusahaan-perusahaan yang telah beroperasi semenjak masa penjajah. Walau bagaimanapun, persaingan di pasar internasional yang semakin berkembang semenjak tahun 1980-an –yang datangnya terutama dari negara Asia Timur (Jepang, Korea, Hong Kong, dan Taiwan dan akhir-akhir ini dari Cina), mengurangi sifat hubungan yang istimewa tersebut.
4. Berkembangnya Keinginan untuk Membantu Negara Berkembang
Satu faktor penting lain yang meningkatkan usaha pembangunan di negara berkembang adalah usaha negara maju untuk membantu negara berkembang secara keseluruhannya mengatasi masalah pengangguran, kemiskinan, kekurangan modal, dan berbagai masalah serius lain yang dihadapi.
Pada awal tahun 1950-an lebih kurang tiga perempat penduduk dunia berada di negara berkembang dan taraf kemakmuran mereka jauh lebih rendah dari negara maju. Keadaan ini menimbulkan minat berbagai negara maju memberi bantuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.
Adanya keinginan untuk memberi bantuan tersebut dapat dilihat dari sifat pinjaman atau bantuan lain yang diberikan. Sebagian dari bantuan yang diberikan adalah dalam bentuk grant atau pemberian –yang berarti negara berkembang yang menerimanya tidak perlu membayar kembali nilai bantuan yang diberikan. Bantuan yang bersifat pemberian dapat berupa bantuan dana, bantuan teknik dan tenaga ahli, bantuan penelitian, dan bantuan dalam bentuk material seperti bahan makanan atau bantuan pembuatan infrastruktur.
Bentuk lain dari usaha untuk membantu negara berkembang adalah pemberian pinjaman dengan syarat yang relatif ringan. Biasanya pinjaman yang diberikan untuk membiayai proyek pembangunan mempunyai syarat yang jauh lebih ringan dari pinjaman komersil atau investasi biasa. Sifat umum bantuan yang diberikan negara maju dan badan internasional adalah :
i. suku bunga pinjaman rendah;
ii. grace period atau tenggang waktu untuk membayar kembali pinjaman cukup lama; dan
iii. masa untuk membayar kembali pinjaman cukup panjang (20-30 tahun).

2. CAKUPAN BAHASAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Cakupan Ekonomi Pembangunan lebih luas dari sekedar perubahan keadaan dari miskin ke kaya, dari ekonomi pedesaan tradisional ke ekonomi perkotaan modern.
Pembangunan tidak hanya bersegi gagasan mengenai perbaikan-perbaikan ekonomi semata melainkan juga mengenai harga diri manusia, ketentraman, keadilan dan persamaan yang lebih tinggi.
Selain itu, tujuan suci pembangunan ekonomi pertama-tama haruslah memperbaiki nasib kaum miskin di negara Dunia Ketiga. Untuk mencapai tujuan suci ini, terdapat tiga tujuan yang lebih terinci dari pembangunan ekonomi suatu negara, yaitu :
(i) menaikkan pendapatan nasional (GNP) riel;
(ii) meningkatkan produktivitas nasional; dan
(iii) pemerataan pendapatan untuk seluruh masyarakat.

3. EVOLUSI MAKNA PEMBANGUNAN
Pembangunan ekonomi menduduki peran yang sangat penting bagi negara-negara di seluruh dunia,terutama setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua. Selama masa perang dunia kedua perhatian terhadap pembangunan ekonnomi menurun. Kondisi peperangan yang melanda hampir seluruh dunia menggeser perhatian kepada aktivitas politik dan militer, sehingga masalah pembangunan ekonomi seolah tenggelam.
Setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua, dimulai Perang Dingin antara dua kekuatan dunia dan perhatian dan bantuan pembangunan ekonomi pun mulai diminati kembali walaupun sebagai perebutan pengaruh. Namun kini pembangunan ekonomi suatu negara lebih ditekankan untuk mensejahterakan masyarakatnya.

4. PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
A. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Perkembangan tersebut selalu dinyatakan dalam bentuk persentase perubahan pendapatan nasional pada suatu tahun tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pendapatan nasional adalah nilai barang dan jasa yang diproduksikan dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu –dan secara konseptual nilai tersebut dinamakan produk domestik bruto (PDB). Nilai tersebut dapat dihitung menurut harga yang berlaku dan harga tetap.
Dengan menghitung menurut harga tetap, pendapatan nasional riil yang dihitung dari tahun ke tahun menggambarkan perkembangan produksi barang dan jasa yang sebenarnya berlaku dalam perekonomian. Dengan demikian, tingkat pertumbuhan ekonomi menggambarkan mengenai perkembangan kegiatan ekonomi yang berlaku dalam suatu tahun tertentu. Ia menggambarkan sampai di mana barang dan jasa telah bertambah pada suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
B. Pembangunan Ekonomi
Cara yang paling mudah untuk membedakan arti pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi adalah dengan menggunakan ungkapan berikut : ”Pembangunan Ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi ditambah dengan perubahan”. Artinya, ada tidaknya pembangunan ekonomi dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu tidak saja diukur dari kenaikan produksi barang dan jasa yang berlaku dari tahun ke tahun, tetapi juga perlu diukur dari perubahan lain yang berlaku dalam berbagai aspek kegiatan ekonomi seperti perkembangan pendidikan dan teknologi; peningkatan kesehatan, infrastruktur yang tersedia, dan pendapatan; dan kemakmuran masyarakat.
Oleh karena pembangunan ekonomi meliputi berbagai aspek perubahan dalam kegiatan ekonomi, tidak mudah diukur secara kuantitatif. Untuk menunjukkan prestasi pembangunan yang dicapai suatu negara diperlukan data pendapatan per kapita.
Data pendapatan per kapita (pendapatan rata-rata penduduk) sebagai alat untuk mengukur tingkat kelajuan pembangunan ekonomi dan taraf kemakmuran masyarakat, hingga saat ini data pendapatan per kapita selalu digunakan untuk memberikan gambaran mengenai pembangunan ekonomi.
Oleh karena tidak terdapat alat pengukur lain yang lebih sesuai, hingga saat ini ahli-ahli ekonomi masih menggunakan data pendapatan per kapita untuk tujuan :
1. Menunjukkan secara kasar tingkat kelajuan atau kecepatan pembangunan ekonomi yang dicapai pada suatu tahun.
Apabila tingkat pertumbuhan ekonomi selalu rendah dan tidak melebihi tingkat pertambahan penduduk, pendapatan rata-rata masyarakat (pendapatan per kapita) akan mengalami penurunan. Apabila dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi sama dengan pertambahan penduduk, maka perekonomian negara tersebut tidak mengalami perkembangan (stagnan) dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mengalami kemajuan.
Dengan demikian, salah satu syarat penting yang akan mewujudkan pembanngunan ekonomi adalah : tingkat (persentase) pertumbuhan ekonomi harus melebihi tingkat pertambahan penduduk.
2. Membandingkan tingkat kemakmuran yang dicapai berbagai negara
Dalam konteks ini diasumsikan tingkat kemakmuran suatu negara direfleksikan oleh pendapatan rata-rata yang diterima penduduknya. Semakin tinggi pendapatan tersebut, semakin tinggi daya beli penduduk, dan daya beli yang bertambah ini meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5. SEKILAS TENTANG NEGARA BERKEMBANG
Negara berkembang terdiri dari negara-negara yang tersebar di tiga benua, yaitu di Asia, Afrika dan Amerika Latin. Dengan demikian mereka terdiri dari bangsa, golongan etnik, kepercayaan dan keagamaan, kekayaan alam, kepadatan penduduk per daerah, dan bebrapa faktor lain yang sangat berbeda. Namun demikian, terdapat beberapa persamaan penting yang mempengaruhi keadaan perekonomian negara-negara tersebut. Beberapa ciri yang sama, antara lain :
1. Tingkat Kemakmuran Relatif Rendah
Faktor-faktor yang mempengaruhi taraf kemakmuran masyarakat meliputi keadaan perumahan yang didiami, ada tidaknya aliran listrik dan fasilitas untuk memperoleh air bersih, keadaan infrastruktur pada umumnya, dan tingkat pendapatan yang diperoleh.
Dari berbagai faktor di atas, pendapatan yang diperoleh merupakan faktor terpenting. Jika pendapatannya rendah, bagian yang cukup besar dari penduduk di negara berkembang menghadapi masalah berikut :
- Masalah kekurangan gizi dan taraf kesehatan yang rendah
- Kemiskinan masih meluas
- Taraf pendidikan masih rendah.
2. Produktivitas Pekerja Sangat Rendah
Produktivitas adalah tingkat produksi yang dapat dihasilkan seorang pekerja per tahun. Dibangdingkan dengan tingkat produktivitas tenaga kerja di negara maju, tingkat produktivitas di negara berkembang masih sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh :
- Sebagian besar penduduk di negara berkembang berada di sektor pertanian tradisional yang sering menghadapi masalah pengangguran terselubung. Keberadaab pengangguran terselubung yang berarti kelebihan tenaga kerja di sektor pertanian—akan menurunkan lagi produksi rata-rata (produktivitas) pekerja.
- Kebanyakan usaha di sektor manufaktur terdiri dari usaha keluarga, yang menggunakan mesin tradisional dan bersifat padat karya.
-Sektor ekonomi, taraf pendidikan dan kesehatan pekerja belum mencapai tahap yang diinginkan.
3. Tingkat Pertambahan Penduduk Sangat Tinggi
Sesudah Perang Dunia, penemuan-penemuan baru dalam bidang kesehatan dan pengobatan sangat mempengaruhi taraf kesehatan penduduk dunia, termasuk di negara berkembang. Salah satu akibat dari perkembangan ini, tingkat kematian semakin berkurang tetapi tingkat kelahiran tidak mengalami perubahan. Dengan adanya sifat perubahan tingkat kematian-tingkat kelahiran ini, tingkat pertambahan penduduk di negara berkembang telah menjadi semakin pesat. Hal ini menimbulkan beberapa efek :
- Jumlah tanggungan dalam keluarga semakin meningkat, tetapi pendapatan yang rendah memiliki keterbatasan menanggung lebih banyak anggota keluarga
- Besarnya tanggungan tanpa pendapatan yang memadai membatasi kemampuan keluarga untuk menyediakan dana untuk pendidikan anak-anak.
- Pertambahan tenaga kerja sangat cepat dan sering kali tidak diikuti oleh pertambahan kesempatan kerja yang sama cepatnya.
4. Kegiatan Ekonomi Bersifat ”Dualistis”
Yang dimaksud dengan kegiatan ekonomi yang bersifat ”dualistis” adalah ciri-ciri dalam suatu kegiatan ekonomi tertentu atau dalam sektor tertentu yang menggunakan dua teknologi (modern dan tardisional) yang sangat berbeda.
5. Kegiatan Ekonomi Tetap Terpusat di Sektor Pertanian
Lebih setengah abad belakangan ini, di beberapa negara berkembang telah terjadi perubahan kegiatan ekonomi yang sangat drastis. Jika suatu negara berkembang kegiatan perekonomiannya masih bertumpu pada sektor pertanian, itu artinya sebagian besar tenaga kerja berada di sektor tersebut, dengan begitu bagian terbesar dari pendapatan nasional berasal dari kegiatan pertanian dan hasil pertanian merupakan produk ekspor yang utama. Pada saat ini keadaan telah berubah, baik ditinjau dari segi menyediakan kesempatan kerja, mewujudkan pendapatan nasional dan sumber pendapatan ekspor, peranan pertanian telah semakin merosot, sedangkan peranan sektor industri dan jasa menjadi sangat penting.
6. Bahan Mentah Merupakan Ekspor Terpenting
Dalam masa penjajahan, negara berkembang banyak yang mengalami pembangunan sebagai akibat perkembangan daerah-daerah tertentu yang memiliki kekayaan alam yang diperlukan oleh pasar dunia. Sebagai contoh penemuan mobil memerlukan karet dan minyak. Kebutuhan ini mendorong perkembangan beberapa kawasan di negara berkembang yang memiliki kekayaan minyak bumi dan kontur tanah yang sesuai ditanami karet.
Dalam usaha untuk mengembangkan ekonominya, berbagai negara berkembang berusaha menaikkan tingkat kemakmuran masyarakatnya melalui pembangunan sektor industri. Di kebanyakan negara berkembang sifat ekspornya tidak berubah, yaitu ekspornya terutama terdiri dari bahan mentah dan komposisi ekspor bahan mentah ini sangat terbatas pula yaitu hanya terdiri dari beberapa jenis barang saja.


BAB 2
PERLUNYA INDIKATOR PEMBANGUNAN

Indikator pembangunan sangat berguna untuk menganalisis dan mengevaluasi hasil-hasil pembangunan. Indikator pembangunan dapat memberikan gambaran mengenai lajunya perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat dan corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang terjadi di berbagai negara. Selain itu, indikator pembangunan juga dapat dipergunakan untuk mengetahui syarat-syarat yang diperlukan oleh negara berkembang untuk menyamakan tingkat kehidupannya dengan negara maju.
Berikut ini adalah beberapa indikator pembangunan yang sekalipun telah banyak mendapat kritik tetapi tetap tidak dapat dilupakan peranannya dalam menganalisis dan mengevaluasi pembangunan.

A. INDIKATOR PEMBANGUNAN MONETER
(i) Indikator Pendapatan Per Kapita
Perekonomian dikatakan sedang tumbuh / berkembang apabila adanya serangkaian peristiwa yang timbul untuk mewujudkan peningkatan pendapatan per kapita dalam jangka waktu panjang, sehingga sekalipun ada satu waktu di mana peningkatan pendapatan per kapita seolah-olah terhenti, tapi bila di waktu mendatang terjadi peningkatan , maka itu tetap dapat disebut terdapat pembangunan ekonomi
(ii) Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih (Net Economic Welfare)
Diperkenalkan William Nordhaus dan James Tobin (1972), menyempurnakan nilai-nilai GNP untuk memperoleh indikator ekonomi yg lebih baik, dengan dua cara :
a. Koreksi Positip : Memperhatikan waktu senggang (leisure time) dan perekonomian sektor informal.
b. Koreksi Negatif : Kerusakan lingkungan oleh kegiatan pembangunan.

B. INDIKATOR PEMBANGUNAN NON MONETER
(i) Indikator Sosial
Oleh Backerman, dibedakan 3 kelompok :
1. Usaha membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di dua negara dengan memperbaiki cara perhitungan pendapatan nasional, dipelopori oleh Collin Clark dan Golbert dan Kravis.
2. Penyesuaian pendapatan masyarakat bandingkan dengan mempertimbangkan tingkat harga berbagai negara.
3. Usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dari setiap negara berdasarkan data yang tidak bersifat moneter (non monetary indicators).
(ii) Indeks Kualitas Hidup dan Pembangunan Manusia (IPM)
Morris D : Physical Quality of Life Index (PQLI) Indeks Kualitas Hidup (IKH)
Yaitu gabungan tiga faktor :
1. Tingkat Harapan Hidup
2. Angka Kematian
3. Tingkat Melek Huruf.
(iii) Indikator Campuran
BPS : Indikator Kesejahteraan Rakyat Susenas Inti (Core Susenas)
Pendidikan : tingkat pendidikan, tingkat melek huruf & tingkat partisipasi pendidikan.
1. Kesehatan
Rata-rata hari sakit, fasilitas kesehatan.
2. Perumahan
Sumber air bersih & listrik, sanitasi & mutu rumah.
3. Angkatan Kerja
Partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, status pekerjaan.
4. Keluarga Berencana dan Fertilisasi
Penggunaan ASI, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga kesehatan pada kelahiran, penggunaan alat kontrasepsi.
5. Ekonomi
Tingkat konsumsi perkapita.
6. Kriminalitas
Jumlah pencurian pertahun, jumlah pembunuhan pertahun, jumlah perkosaan pertahun.
7. Perjalanan wisata
Frekuensi perjalanan wisata pertahun.
8. Akses di media massa
Jumlah surat kabar, jumlah radio dan jumlah televisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar