Sabtu, 13 Maret 2010

Rangkuman BAB 3 & 4 Komunikasi Bisnis

BAB 3
GAYA HIDUP
DAN
PENAMPILAN DALAM BERKOMUNIKASI

3.1 Gaya hidup
Dunia usaha atau bisnis dan lingkungan kantor dimana kita berada adalah pantulan dari diri kita. Pandangan dan anggapan kita terhadapa diri sendiri adalah modal atau landasan yang menentukan bagaimana kita bersikap, bertindak, berfikir dan berkomunikasi dalam kehidupan ini.
Sikap serta gaya hidup bahagia seseorang banyak sekali menentukan apa yang dapat diraih dalam kehidupan ini, sehingga berbagai disiplin ilmu tentang manusia dan perilaku pada hakekatnya adalah untuk mengubah pandangannya terhadap diri sendiri.
Gaya hidup bahagia ternyata juga sangat menunjang sukses berkomunikasi karena setiap orang hanya mempunyai kesediaan untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang bahagia, bukan sebaliknya.

3.2 Mengatur Waktu
Bagi orang-orang sibuk tidak pernah merasa cukup waktu padahal semua waktu tersedia, dan keluhan mengenai kurangnya waktu sebenarnya mustahil. Waktu adalah komoditi yang lentur dan terus menerus, masalahnya adalah bukan bagaimana mendapatkan ”Waktu Lebih” tetapi bagaimana memanfaatkan waktu yang ada dengan lebih berarti dan lebih memuaskan.
Idealnya semua aktivitas yang kita lakukan akan mencapai tujuan jika dilakukan dengan cara yang efektif dan juga sederhana untuk mengatur skala prioritas. Semakin banyak aktivitas yang membantu dalam melangkah mencapai tujuan, semakin berbobot aktivitas tersebut semakin tinggi skala prioritasnya.
Setiap kali menyusun daftar aktivitas berilah urutan prioritas pada setiap aktivitas untuk membantu menentukan hal-hal yang penting terlebih dahulu, karena hanya aktivitas penting yang akan menghasilkan sesuatu. Pada dasarnya mengatur skala prioritas tidak sulit, pertama-tama tentukan tujuan, kemudian tentukan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu tujuan yang ditempatkan pada skala prioritas tertinggi. Bila telah terbiasa melakukan hal-hal yang penting terlebih dahulu, maka dapat dirasakan betapa mudahnya mengatur waktu dan ternyata cukup waktu yang dibutuhkan untuk meraih sukses.
Mengatur waktu merupakan suatu langkah yang tepat untuk mewujudkan tujuan manajemen, sehingga keberhasilan membuat keputusan yang akuratpun sangat ditentukan oleh prioritas yang diambil. Untuk mengatur waktu dan melaksanakan jadwal tidak dapat diselesaikan sendiri, karena akan melibatkan orang lain. Oleh karena itu perlu dikomunikasikan dengan baik dan untuk berhasil dalam komunikasi perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
• Dengarkan agar tetap pada tujuan
• Tentukan tujuan dengan mempertimbangkan situasi yang favorable
• Jangan terburu-buru dalam memberikan petunjuk atau instruksi
• Buatlah memo-memo singkat dan tepat agar dapat mendapat hasil yang diharapkan
• Bila ragu-ragu cari sumbernya
• Hindari sikap hiper-responsif

3.3 Faktor-Faktor Keberhasilan yang Menunjang Karier
Bila seseorang ingin meniti karier menuju jenjang karier yang lebih tinggi, dapat juga belajar dari pengalaman orang lain yang positif, walaupun tidak harus sama, namun tetap dapat dijadikan pegangan. Untuk itu dapat dikemukakan faktor penentu keberhasilan sebagai berikut :
3.3.1 Job description sebagai pegangan
Seseorang harus selalu bekerja keras atas dasar job description yang sesuai dengan fungsinya.
3.3.2 Memiliki keterampilan dasar (basic skill) yang prima
Perlu diyakini bahwa pengetahuan dasar (basic skill) itu penting untuk dikuasai dan dipelihara terus. Keterampilan tersebut menuntut ketepatan, kecepatan, kerapian dan ketelitian.
3.3.3 An iron will in the velvet voice
Di dalam pemakaian bahasa lisan harus diyakini bahwa “suara” mempunyai pengaruh yang besar. Nada yang ramah dan bersahabat menimbulkan kesan bahwa kita bersedia membantu lawan bicara.
3.3.4 Agenda kerja
Buku agenda untuk mencatat dan mengingat-ingat acara maupun tugas yang harus dilakukan oleh atasan kita.
3.3.5 Kekompakan sebagai team, dengan atasan dan rekan-rekan
Perlu dimengerti bahwa atasan, mungkin tinggi jabatannya, makin berat tanggung jawabnya dan makin banyak keputusan yang harus dibuatnya. Demikian pula loyalitas dengan rekan-rekan membantu untuk menggalang persatuan.
3.3.6 Inter personal skill
Berbekal keyakinan agama, moral etika bisnis dan sosial psychology, kita akan mampu bersikap dewasa, berperilaku sopan bijaksana, sensitif dan luwes untuk beradaptasi dengan orang lain.
3.3.7 Wawasan
Selain mengetahui secara persis tugas dan wewenang, perlu juga berusaha mengenali dengan baik perusahaan atau organisasi tempat bekerja. Apa tujuan maupun missinya, bagaimana garis-garis wewenangnya, bagaimana strategi dan rencana kerjanya.
Biasakan banyak membaca dan tumbuhkan sikap bahwa : membaca adalah kebutuhan, agar mampu mengembangkan wawasan tentang lingkungan mikro maupun lingkungan makro yang mempengaruhi arah perkembangan perusahaan tempat bekerja. Sumber informasi atau bacaan tersebut dapat berupa : harian, mingguan bisnis, buku-buku, majalah lainnya atau hasil monitoring kegiatan perusahaan lain dibidang usaha yang sama, dengan demikian dapat secara aktif mengikuti perkembangan kebijksanaan. Tidak hanya karena maksud tersebut, melainkan juga agar otak semakin terlatih dan membuat lebih berguna serta sudut pandang menjadi lebih luas.

3.4 Penampilan Serasi
Dapat dimaklumi bersama bahwa untuk berkomunikasi secara baik, banyak factor yang mempegaruhi keberhasilan tersebut, selain kemampuan merumuskan ide atau gagasan, situasi, pihak-pihak terkait, juga penampilan kita.
Penampilan merupakan suatu keseluruhan yang nampak, baik itu postur tubuh, busana, accessories, make up. Untuk itu sediakan waktu untuk merawat diri kita, tubuh terawatt, rambut bersih dan rapi, tata rias yang wajar, gaya busana yang tepat, koordinasi warna yang serasi dan sebagainya.
Berbusana yang baik sangat menunjang penampilan dan penampilan yang serasi memperlancar komunikasi. Busana yang baik tidak ditentukan oleh mutu, gaya potongan yang tepat, warna yang serasi, pelengkap busana yang terawat baik, rapi, praktis, nyaman (anak dipakai).
Perlu mendapatkan perhatian pula tentang keseimbangan penampilan yang nampak dari luar juga kesiapan mental. Bila hal ini kurang mendapat perhatian seringkali mengundang peluang ketidakserasian dalam penampilan.

3.5 Lambang – lambang Dalam keserasian
Perilaku orang berkomunikasi tidak hanya mengoperasionalkan bibir dan suara tetapi mengoperasionalkan seluruh kepribadian orang tersebut secara total.
Semakin pandai berkomunikasi semakin lengkap menngoperasionalkan lambang-lambang yang dapat diciptakan dari gerakan anggota badan, perasaan dan warna-warna, antara lain :
3.5.1 Lambang gerakan tubuh dan gerakan anggota badan
Bila kita perhatikan seseorang yang sedang berbicara nampak pula menggerakan jari-jari tangan, bahkan bola matanya, baik itu secara bersama-sama meupun secara bergantian. Hal ini merupakan informasi dalam bentuk lambang.
3.5.2 Lambang gambar dan huruf serta angka-angka
Bila kita sedang berada di jalan umum banyak kita jumpai rambu-rambu lalu lintas yang ditampilkan dalam gambar-gambar pompa bensin, tanda panah, huruf bahkan angka-angka untuk memberi petunjuk pemakaian jalan bagi pengemudi.
3.5.3 Lambang benda-benda tertentu
Seseorang yang menyampaikan rasa simpati dengan mengirimkan setangkai bunag mawar atau dalam mengucapkan berduka cita kita kirimkan karangan bunga.
3.5.4 Lambang warna
Didalam kehidupan sehari-hari, suasana komunikasi dapat juga disampaikan lewat warna-warna. Secara garis besar pada umumnya warna-warna hitam untuk mengkomunikasikan suasana sedih (kematian), warna putih untuk suasan suci (damai bahagia), warna merah untuk mengkomunikasikan keberanian (sukses, kemenangan), kuning mas artinya agung luhur.Warna tidak dapat berdiri sendiri, suatu warna yang tampil senantiasa dipengaruhi oleh warna-warna disekitarnya, bahkan dipengaruhi lingkungan dan cuaca.
Riset komunikasi biasanya tertuju pada empat aspek dalam proses komunikasi, yaitu komunikator (communicator), pesan (message), saluran (channel), dan audiens. Dalam riset kebahasaan, komunikator adalah juga pesan kalau tidak dalam bentuk kata-kata, gambat atau tanda menjadi kode atau simbol. Saluran dalam komunikasi massa antara lain media massa. Orang yang berperan sebagai audiens dikenal sebagai penerjemah kode-kode, simbol dan sebagainya yang disebut dekoder.Setiap orang menggunakan lambang dan simbol tanpa banyak berfikir. Dalam hubungan antar manusia, arti dan maksud lambang serta simbol dapat langsung ditangkap. Oleh sebab itu, penggunaan simbol dapat dikatakan sebagai ciri khas manusia. Sekalipun demikian, penggunaan tanda, simbol dan lambang oleh manusia dalam kegiatan komuniaksi tidak terjadi begitu saja. Terlebih dahulu harus ada proses pembelajaran, yaitu uapaya pengenalan dan pemaknaan serta penggunaan lambang-lambang tersebut.
Yang penting dalam komunikasi ialah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan. Dampak yang timbul dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yaitu :
1. Dampak Kognitif
Adalah yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Di sini pesan yang disampaikan komunikator ditujukan kepada fikiran si komunikan. Dengan lain perkataan, tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah fikiran diri komunikan.
2. Dampak afektif
Dampak ini lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar upaya komunikan tahu, tetapi tergerak hatinya, menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.
3. Dampak Behaviora
Dampak ini yang paling tinggi kadarnya, yaitu dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.

Referensi :
http://www.docstoc.com/docs/20868874/GAYA-HIDUP-DAN-PENAMPILAN-DALAM-BERKOMUNIKASI


BAB 4
UNSUR – UNSUR KOMUNIKASI

4.1 Sumber / Komunikator
Pengirim pesan (komunikator) adalah manusia berakal budi yang berinisiatif menyampaikan pesan untuk mewujudkan motif komunikasinya. Komunikator dapat dilihat dari jumlahnya terdiri dari satu orang, banyak orang (dalam pengertian lebih dari satu orang), massa.

4.2 Pesan
Pesan bersifat abstrak. Pesan dapat bersifat konkret maka dapat berupa suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan.
Pesan bersifat verbal (verbal communication) :
1. Oral (komunikasi yang dijalin secara lisan)
2. Written (komunikasi yang dijalin secara tulisan)
Pesan bersifat non verbal (non verbal communication) :
1. Gestural communication (menggunakan sandi-sandi bidang kerahasiaan)

4.3 Channel / Saluran
Saluran komunikasi merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat dua cara :
1. Non mediated communication (face to face), secara langsung
2. Dengan media.

4.4 Komunikan
Komunikan (penerima pesan) adalah manusia yang berakal budi, kepada siapa pesan komunikator ditujukan. Peran antara komunikator dan komunikan bersifat dinamis, saling bergantian. Dilihat dari jumlah komunikator dan komunikan, maka proses komunikasi dapat terjadi 9 kemungkinan.

4.5 Efek komunikasi
Efek komunikasi diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam diri komunikannya. Terdapat tiga tataran pengaruh dalam diri komunikan :
1. Kognitif (seseorang menjadi tahu sesuatu)
2. Afektif (sikap seseorang terbentuk) dan
3. Konatif (tingkah laku, hal yang membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu)
Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas pesan komunikator yang disampaikan kepadanya. Pada komunikasi yang dinamis, komunikator dan komunikan terus-menerus saling bertukar peran.

Referensi :
http://www.lusa.web.id/unsur-unsur-komunikasi/

Rangkuman BAB 1 & 2 komunikasi Bisnis

BAB 1
LATAR BELAKANG DAN PERANAN KOMUNIKASI
DALAM DUNIA BISNIS

1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan Komunikasi dengan Pasar
Setiap manusia tidak akan mungkin dapat hidup sendiri dan selalu akan memerlukan bantaun orang lain dalam menjalani kehidupan di dunia. Agar dapat berlangsung kehidupan yang serasi dalam kelompok manusia, maka manusia perlu untuk saling bertukar informasi. Saling bertukar informasi atau berita yang berjalan lancar dan terus menerus dikenal dengan istilah Komunikasi.
Komunikasi berasal dari bahasa Latin : Communis = sama (common). Komunikasi berarti kita saling berusaha mengadakan suatu kesamaan (commoness) dengan orang lain. Ini berarti bahwa kita sedang berusaha memberikan informasi, atau pendapat kepada orang lain. Dan orang lain (penerima) informasi tersebut sedang berusaha mengerti isi informasi yang diterimanya

1.2 Konsep Dasar dan Peranan Komunikasi
Bermacam-macam definisi komunikasi yang dikemukakan orang untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan komunikasi, sesuai dari sudut mana mereka memandangnya. Tentu saja masing-masing definisi tersebut ada benarnya dan tidak salah karena disesuaikan dengan bidang dan tujuan mereka masing-masing.
  • Model Komunikasi
Yang dimaksudkan dengan model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komikasi dengan komponen lainnya. Penyajian model dalam bagian ini dimaksudkan untuk mempermudah memahami proses komunikasi dan melihat komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi.
  • Prinsip Komunikasi
Untuk dapat memahami hakikat suatu komunikasi perlu diketahui prinsip dari komunikasi tersebut.
1. Komunikasi adalah Suatu Proses
2. Komunikasi adalah Sistem
3. Komunikasi Bersifat Interaksi dan Transaksi
4. Komunikasi Dapat Terjadi Disengaja Maupun Tidak Disengaja.

1.3 Tujuan Komunikasi
Tujuan berkomunikasi kepada lawan bicara adalah untuk menyampaikan pesan dan menjalin hubungan sosial (social relationship). Dalam penyampaian pesan tersebut biasanya digunakan bahasa verbal baik lesan atau tulis, atau non verbal (bahasa isyarat) yang dipahami kedua belah pihak; pembicara dan lawan bicara.
Sedangkan tujuan komunikasi untuk menjalin hubungan sosial dilakukan dengan menggunakan beberapa strategi. Misalnya, dengan menggunakan ungkapan kesopanan (politeness), ungkapan implisit (indirectness), basa-basi (lips service) dan penghalusan istilah (eufemisme). Strategi tersebut dilakukan oleh pembicara dan lawan bicara agar proses komunikasi berjalan baik dalam arti pesan tersampaikan dengan tanpa merusak hubungan sosial diantara keduanya. Dengan berlaku demikian setelah proses komunikasi selesai antara pembicara dan lawan bicara mempunyai kesan yang mendalam, misalnya, kesan impatik, sopan, ramah, dan santun.
Namun demikian untuk mencapai dua tujuan komunikasi tersebut ternyata tidak mudah. Bahkan seringkali prinsip-prinsip komunikasi sering berbenturan dengan prinsip-prinsip kesopanan dalam berbahasa. Disatu sisi kita diharuskan untuk mematuhi prinsip komunikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman, tetapi disisi lain kita harus melanggar prinsip-prinsip tersebut, dengan berbasa-basi, untuk menjaga hubungan sosial.

1.4 Komponen – Komponen Komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:
a. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
b. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
c. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
d. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
e. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikan.
f. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")

1.5 Komunikasi tatap Muka
Komunikasi tatap muka adalah komunikasi yang dilakukan secara langsung karena kita berhadapan atau bertatap muka langsung dengan lawan bicara kita.

Referensi :
http://meiliemma.wordpress.com/2006/10/09/pengantar-teknologi-komunikasi/
http://webyalin.blogspot.com/2006/08/komunikasi.html


BAB 2
MACAM-MACAM KOMUNIKASI

2.1 KOMUNIKASI MENURUT CARA PENYAMPAIAN
Manusia selain makhluk individu juga sebagai makhluk sosial karena setiap manusia di dunia ini membutuhkan interaksi sesamanya untuk saling membantu dan berkomunikasi. Dalam berkomunikasipun diperlukan cara penyampaian komunikasi yang baik dan benar. Tanpa sadar mengobrol sehari-hari dengan orang-orang disekitar kitapun disebut berkomunikasi karena bisa saling bertukar informasi.
Menurut cara penyampaian informasi, komunikasi dapat dibedakan menjadi :
2.1.1 Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan adalah komunikasi yang terjadi secara langsung dan tidak dibatasi oleh jarak, dimana kedua belah pihak dapat bertatap muka. Misalnya dialog dua orang, wawancara maupun rapat dan sebagainya.
Sedangkan komunikasi lisan yang terjadi secara tidak langsung karena dibatasi oleh jarak, misalnya komunikasi lewat telefon dan sebagainya.
2.1.2 Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang dilaksanakan dalam bentuk surat dan dipergunakan untuk menyampaikan berita yang sifatnya singkat, jelas tetapi dipandang perlu untuk ditulis dengan maksud-maksud tertentu. Contoh-contoh komuniaksi tertulis tersebut antara lain :
1. Naskah, yang biasanya digunakan untuk menyampaikan berita yang bersifat komplek.
2. Blanko-blanko, yang digunakan untuk mengirimkan berita dalam suatu daftar.
3. Gambar clan foto, karena tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata atau kalimat.
4. Spanduk, yang biasa digunakan untuk menyampaikan informasi kepada banyak orang.
Dalam berkomunikasi secara tertulis, sebaiknya dipertimbangkan maksud dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Disamping itu perlu juga resiko dari komunikasi tertulis tersebut, misalnya aman, mudah dimengerti dan menimbulkan pengertian yang berbeda dari yang dimaksud.

2.2 KOMUNIKASI MENURUT PERILAKU
Komunikasi merupakan hasil belajar manusia yang terjadi secara otomatis, sehingga dipengaruhi oleh perilaku maupun posisi seseorang. Menurut perilaku, komunikasi dapat dibedakan menjadi:
2.2.1 Komunikasi Formal
Komunikasi yang terjadi diantara anggota organisasi atau perusahaan yang tata caranya telah diatur dalam struktur organisasinya, misalnya rapat kerja perusahaan, konferensi, seminar dan sebagainya.
2.2.2 Komunikasi Informal
Komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi atau perusahaan yang tidak ditentukan dalam struktur organisasi dan tidak dapat pengakuan resmi yang mungkin tidak berpengaruh terhadap kepentingan organisasi atau perusahaan, misalnya kabar burung, desas-desus dan sebagainya.
2.2.3 Komunikasi Nonformal
Komunikasi yang terjadi antara komunikasi yang bersifat formal dan nonformal, yaitu komunikasi yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau perusahaan dengan kegiatan yang bersifat pribadi anggota organisasi atau perusahaan tersebut, misalnya rapat tentang ulang tahun perusahaan dan sebagainya.
Maka dapat diketahui bahwa komunikasi formal, informal dan nonformal saling berhubungan, dimana komunikasi nonformal merupakan jembatan antara komunikasi formal dengan komunikasi informal yang dapat memperlancar penyelesaian tugas resmi, serta dapat mengarahkan komunikasi informal kepada komunikasi formal.

2.3 KOMUNIKASI MENURUT MAKSUD KOMUNIKASI
Bila diperhatikan dengan seksama, maka dapat diketahui bahwa komunikasi dapat terlaksana bila terdapat inisiatif dari komunikator maka maksud terlaksananya komunikasi lebih banyak ditentukan oleh komunikator tersebut. Menurut maksud dilakuakn komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut :
2.3.1 Pidato
2.3.2 Ceramah
2.3.3 Memberi prasaran
2.3.4 Wawancara
2.3.5 Memberi perintah atau tugas
Dengan demikian jelas bahwa inisiatif komunikator menjadi faktor penentu, demikian pula kemampuan komunikator tersebutlah yang memegang peranan keberhasilan proses komunikasinya.

2.4 KOMUNIKASI MENURUT RUANG LINGKUP
Ruang lingkup terjadinya komunikasi merupakan jenis komunikasi ini. Maka dalam komunikasi menurut ruang lingkup dapat dibedakan sebagai berikut :
2.4.1 Komunikasi Internal
Komunikasi yang berlangsung dalam ruang lingkup atau lingkungan organisasi atau perusahaan yang terjadi diantara anggota organisasi atau perusahaan tersebut saja.
Komunikasi internal ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
a. Komunikasi Vertikal, yaitu komunikasi yang terjadi dalam bentuk komunikasi dari atasan kepada bawahan, misalnya perintah, teguran, pujian, petunjuk dan sebagainya.
b. Komunikasi Horisontal, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi atau kantor diantara orang-orang yang mempunyai kedudukan sejajar.
c. Komunikasi Diagonal, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi atau kantor diantara orang-orang yang mempunyai kedudukan tidak sama pada posisi tidak sejajar vertikal.
2.4.2 Komunikasi Eksternal
Komunikasi yang berlangsung antara organisasi atau perusahaan dengan pihak masyarakat yang ada di luar organisasi atau perusahaan tersebut. Komunikasi dengan pihak luar dapat berbentuk:
a. Eksposisi, pameran, promosi, publikasi dan sebagainya.
b. Konfrensi pers (pers release).
c. Siaran televisi, radio dan sebagainya.
d. Bakti sosial, pengabdian pada masyarakat, dan sebagainya.
Komunikasi eksternal dimaksudkan untuk mendapat pengertian, kepercayaan, bantuan dan kerja sama dengan masyarakat.

2.5 KOMUNIKASI MENURUT ALIRAN INFORMASI
Informasi merupakan muatan yang menjadi bagian pokok dalam komunikasi, oleh karena itu arah informasi tersebut akan menentukan macam komunikasi yang sedang terjadi. Komunikasi menurut akiran informasi dapat dibedakan sebagai berikut :
2.5.1 Komunikasi satu arah (simplex)
Komunikasi yang berlangsung dari satu pihak saja (one way communication). Pada umumnya komunikasi ini terjadi dalam keadaan mendesak atau darurat atau yang terjadi karena sistem yang mengaturnya harus demikian, misalnya untuk menjaga kerahasiaan atau untuk menjaga kewibawaan pimpinan.
2.5.2 Komunikasi dua arah (duplex)
Komunikasi yang bersifat timbal balik (two ways communication). Dalam hal ini komunikasi diberi kesempatan untuk memberikan respons atau feed back kepada komunikatornya. Maka komunikasi ini dapat memberikan kepuasan kedua belah pihak dan dapat menghindarkan terjadinya kesalah pahaman.
2.5.3 Komunikasi keatas
Komunikasi yang terjadi dari bawahan kepada atasan.
2.5.4 Komunikasi kebawah
Komunikasi yang terjadi dari atasan kepada bawahan.
2.5.5 Komunikasi ke samping
Komunikasi yang terjadi diantara orang yang memiliki kedudukan sejajar. Dengan demikian arah komunikasi tersebut akan diatur sebagai bentuk interaksi komunikasinya.

2.6 KOMUNIKASI MENURUT JARINGAN KERJA
Di dalam sebuah organisasi atau perusahaan akan terlaksana menurut sistem yang ditetapkannya dalam jaringan kerja. Komunikasi menurut jaringan kerja ini dapat dibedakan menjadi :
2.6.1 Komunikasi jaringan kerja rantai
Komunikasi terjadi menurut saluran hirarki organisasi dengan jaringan komando sehingga mengikuti pola komunikasi formal.
2.6.2 Komunikasi jaringan kerja lingkaran
Komunikasi terjadi melalui saluran komunikasi yang berbentuk seperti lingkaran. Saluran komunikasi lebih singkat dan merupakan kebalikan dari jaringan kerja rantai.
2.6.3 Komunikasi jaringan bintang
Komunikasi ini terjadi melalui satu sentral dan saluran yang dilalui lebih pendek.

2.7 KOMUNIKASI MENURUT PERANAN INDIVIDU
Komunikasi yang dilakukan oleh seseorang kepada pihak-pihak lain baik secara kelompok maupun secara individual. Dalam komunikasi ini peranan individu sangat mempengaruhi keberhasilan proses komunikasinya. Ada beberapa macam, antara lain :
2.7.1 Komunikasi antara individu dengan individu yang lain
Komunikasi ini terlaksana baik secara nonformal maupun formal, yang jelas indivdu yang bertindak sebagai komunikator harus mampu mempengaruhi perilaku individu yang lain.
2.7.2 Komunikasi antara individu dengan lingkungan yang lebih luas
Komunikasi ini terjadi karena individu yang dimaksud memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengadakan hubungan dengan lingkungan yang lebih luas.
2.7.3 Komunikasi antara individu dengan dua kelompok atau lebih
Dalam komunikasi ini individu berperan sebagai perantara antara dua kelompok atau lebih, sehingga dituntut kemampuan yang prima untuk menjadi penyelaras yang harmonis.

2.8 KOMUNIKASI MENURUT JUMLAH YANG BERKOMUNIKASI
Komuniaksi selalu terjadi diantara sesama manusia baik itu perorangan maupun kelompok. Oleh karena itu jumlah yang berkomunikasi akan mempengaruhi proses komunikasi itu sendiri, disamping sifat dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Untuk itu dapat dibedakan sebagai berikut :
2.8.1 Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi ini merupakan komunikasi dengan diri-sendiri baik disadari atau tidak. Misalnya berfikir.
2.8.2 Komunikasi Perseorangan (Interpersonal / antarpribadi)
Komunikasi yang terjadi secara perseorangan atau individual antara pribadi dengan pribadi tentang permasalahan yang bersifat pribadi juga. Dalam komunikasi ini dapat dilaksanakan secara langsung maupun lewat telepon namun tetap terjadi secara perseorangan.
2.8.3 Komunikasi Kelompok
Kelompok adalah sejumlah orang yang memiliki tujuan yang sama dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tersebut.
Komunikasi yang berlangsung dalam suatu kelompok atau group tentang masalah-masalah yang menyangkut kepentingan banyak orang dalam kelompok. Maka komunikasi kelompok nampak lebih terbuka bila dibanding dengan komunikasi perseorangan. Contoh dari komunikasi ini adalah komunikasi dalam keluarga, diskusi kelompok, komite tertentu, dan lainnya.
Komunikasi kelompok ini dibedakan lagi menjadi dua, antara lain :
a. Komunikasi kelompok kecil (small group communication) seperti komunikasi antara manager dan sekelompok karyawan.
b. Komunikasi kelompok besar (large group communication) seperti ceramah, diskusi panel, symposium, forum, seminar.
2.8.4 Komuniaksi Publik
Komunikasi publik adalah komunikasi antara seseorang dengan sejumlah besar orang yang tidak bisa dikenali satu persatu. Dalam komunikasi ini hanya satu orang yang aktif dan yang lainnya pasif. Umpan balik bersifat terbatas, terutama dalam bentuk verbal. Komunikasi ini bisa disebut komunikasi pidato, komunikasi kolektif, komunikasi retorika, publik speaking dan komunikasi khalayak (Cangara 2008)
2.8.5 Komunikasi Organisasi
Komunikasi ini terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar aripada komunikasi kelompok. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas maupun komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak menurut struktur organisasi, misalnya gossip.
2.8.6 Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi menggunakan media, baik media cetak maupun media elektronik yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada orang yang tersebar di banyak tempat.

Referensi :
http://www.scribd.com/doc/16650729/Makalah-2-komunikasi macam-macam komunikasi