BAB 3
GAYA HIDUP
DAN
PENAMPILAN DALAM BERKOMUNIKASI
GAYA HIDUP
DAN
PENAMPILAN DALAM BERKOMUNIKASI
3.1 Gaya hidup
Dunia usaha atau bisnis dan lingkungan kantor dimana kita berada adalah pantulan dari diri kita. Pandangan dan anggapan kita terhadapa diri sendiri adalah modal atau landasan yang menentukan bagaimana kita bersikap, bertindak, berfikir dan berkomunikasi dalam kehidupan ini.
Sikap serta gaya hidup bahagia seseorang banyak sekali menentukan apa yang dapat diraih dalam kehidupan ini, sehingga berbagai disiplin ilmu tentang manusia dan perilaku pada hakekatnya adalah untuk mengubah pandangannya terhadap diri sendiri.
Gaya hidup bahagia ternyata juga sangat menunjang sukses berkomunikasi karena setiap orang hanya mempunyai kesediaan untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang bahagia, bukan sebaliknya.
3.2 Mengatur Waktu
Bagi orang-orang sibuk tidak pernah merasa cukup waktu padahal semua waktu tersedia, dan keluhan mengenai kurangnya waktu sebenarnya mustahil. Waktu adalah komoditi yang lentur dan terus menerus, masalahnya adalah bukan bagaimana mendapatkan ”Waktu Lebih” tetapi bagaimana memanfaatkan waktu yang ada dengan lebih berarti dan lebih memuaskan.
Idealnya semua aktivitas yang kita lakukan akan mencapai tujuan jika dilakukan dengan cara yang efektif dan juga sederhana untuk mengatur skala prioritas. Semakin banyak aktivitas yang membantu dalam melangkah mencapai tujuan, semakin berbobot aktivitas tersebut semakin tinggi skala prioritasnya.
Setiap kali menyusun daftar aktivitas berilah urutan prioritas pada setiap aktivitas untuk membantu menentukan hal-hal yang penting terlebih dahulu, karena hanya aktivitas penting yang akan menghasilkan sesuatu. Pada dasarnya mengatur skala prioritas tidak sulit, pertama-tama tentukan tujuan, kemudian tentukan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu tujuan yang ditempatkan pada skala prioritas tertinggi. Bila telah terbiasa melakukan hal-hal yang penting terlebih dahulu, maka dapat dirasakan betapa mudahnya mengatur waktu dan ternyata cukup waktu yang dibutuhkan untuk meraih sukses.
Mengatur waktu merupakan suatu langkah yang tepat untuk mewujudkan tujuan manajemen, sehingga keberhasilan membuat keputusan yang akuratpun sangat ditentukan oleh prioritas yang diambil. Untuk mengatur waktu dan melaksanakan jadwal tidak dapat diselesaikan sendiri, karena akan melibatkan orang lain. Oleh karena itu perlu dikomunikasikan dengan baik dan untuk berhasil dalam komunikasi perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
• Dengarkan agar tetap pada tujuan• Tentukan tujuan dengan mempertimbangkan situasi yang favorable
• Jangan terburu-buru dalam memberikan petunjuk atau instruksi
• Buatlah memo-memo singkat dan tepat agar dapat mendapat hasil yang diharapkan
• Bila ragu-ragu cari sumbernya
• Hindari sikap hiper-responsif
3.3 Faktor-Faktor Keberhasilan yang Menunjang Karier
Bila seseorang ingin meniti karier menuju jenjang karier yang lebih tinggi, dapat juga belajar dari pengalaman orang lain yang positif, walaupun tidak harus sama, namun tetap dapat dijadikan pegangan. Untuk itu dapat dikemukakan faktor penentu keberhasilan sebagai berikut :
3.3.1 Job description sebagai peganganSeseorang harus selalu bekerja keras atas dasar job description yang sesuai dengan fungsinya.
3.3.2 Memiliki keterampilan dasar (basic skill) yang primaPerlu diyakini bahwa pengetahuan dasar (basic skill) itu penting untuk dikuasai dan dipelihara terus. Keterampilan tersebut menuntut ketepatan, kecepatan, kerapian dan ketelitian.
3.3.3 An iron will in the velvet voiceDi dalam pemakaian bahasa lisan harus diyakini bahwa “suara” mempunyai pengaruh yang besar. Nada yang ramah dan bersahabat menimbulkan kesan bahwa kita bersedia membantu lawan bicara.
3.3.4 Agenda kerjaBuku agenda untuk mencatat dan mengingat-ingat acara maupun tugas yang harus dilakukan oleh atasan kita.
3.3.5 Kekompakan sebagai team, dengan atasan dan rekan-rekanPerlu dimengerti bahwa atasan, mungkin tinggi jabatannya, makin berat tanggung jawabnya dan makin banyak keputusan yang harus dibuatnya. Demikian pula loyalitas dengan rekan-rekan membantu untuk menggalang persatuan.
3.3.6 Inter personal skillBerbekal keyakinan agama, moral etika bisnis dan sosial psychology, kita akan mampu bersikap dewasa, berperilaku sopan bijaksana, sensitif dan luwes untuk beradaptasi dengan orang lain.
3.3.7 WawasanSelain mengetahui secara persis tugas dan wewenang, perlu juga berusaha mengenali dengan baik perusahaan atau organisasi tempat bekerja. Apa tujuan maupun missinya, bagaimana garis-garis wewenangnya, bagaimana strategi dan rencana kerjanya.
Biasakan banyak membaca dan tumbuhkan sikap bahwa : membaca adalah kebutuhan, agar mampu mengembangkan wawasan tentang lingkungan mikro maupun lingkungan makro yang mempengaruhi arah perkembangan perusahaan tempat bekerja. Sumber informasi atau bacaan tersebut dapat berupa : harian, mingguan bisnis, buku-buku, majalah lainnya atau hasil monitoring kegiatan perusahaan lain dibidang usaha yang sama, dengan demikian dapat secara aktif mengikuti perkembangan kebijksanaan. Tidak hanya karena maksud tersebut, melainkan juga agar otak semakin terlatih dan membuat lebih berguna serta sudut pandang menjadi lebih luas.
3.4 Penampilan Serasi
Dapat dimaklumi bersama bahwa untuk berkomunikasi secara baik, banyak factor yang mempegaruhi keberhasilan tersebut, selain kemampuan merumuskan ide atau gagasan, situasi, pihak-pihak terkait, juga penampilan kita.
Penampilan merupakan suatu keseluruhan yang nampak, baik itu postur tubuh, busana, accessories, make up. Untuk itu sediakan waktu untuk merawat diri kita, tubuh terawatt, rambut bersih dan rapi, tata rias yang wajar, gaya busana yang tepat, koordinasi warna yang serasi dan sebagainya.
Berbusana yang baik sangat menunjang penampilan dan penampilan yang serasi memperlancar komunikasi. Busana yang baik tidak ditentukan oleh mutu, gaya potongan yang tepat, warna yang serasi, pelengkap busana yang terawat baik, rapi, praktis, nyaman (anak dipakai).
Perlu mendapatkan perhatian pula tentang keseimbangan penampilan yang nampak dari luar juga kesiapan mental. Bila hal ini kurang mendapat perhatian seringkali mengundang peluang ketidakserasian dalam penampilan.
3.5 Lambang – lambang Dalam keserasian
Perilaku orang berkomunikasi tidak hanya mengoperasionalkan bibir dan suara tetapi mengoperasionalkan seluruh kepribadian orang tersebut secara total.
Semakin pandai berkomunikasi semakin lengkap menngoperasionalkan lambang-lambang yang dapat diciptakan dari gerakan anggota badan, perasaan dan warna-warna, antara lain :
3.5.1 Lambang gerakan tubuh dan gerakan anggota badanBila kita perhatikan seseorang yang sedang berbicara nampak pula menggerakan jari-jari tangan, bahkan bola matanya, baik itu secara bersama-sama meupun secara bergantian. Hal ini merupakan informasi dalam bentuk lambang.
3.5.2 Lambang gambar dan huruf serta angka-angkaBila kita sedang berada di jalan umum banyak kita jumpai rambu-rambu lalu lintas yang ditampilkan dalam gambar-gambar pompa bensin, tanda panah, huruf bahkan angka-angka untuk memberi petunjuk pemakaian jalan bagi pengemudi.
3.5.3 Lambang benda-benda tertentuSeseorang yang menyampaikan rasa simpati dengan mengirimkan setangkai bunag mawar atau dalam mengucapkan berduka cita kita kirimkan karangan bunga.
3.5.4 Lambang warnaDidalam kehidupan sehari-hari, suasana komunikasi dapat juga disampaikan lewat warna-warna. Secara garis besar pada umumnya warna-warna hitam untuk mengkomunikasikan suasana sedih (kematian), warna putih untuk suasan suci (damai bahagia), warna merah untuk mengkomunikasikan keberanian (sukses, kemenangan), kuning mas artinya agung luhur.Warna tidak dapat berdiri sendiri, suatu warna yang tampil senantiasa dipengaruhi oleh warna-warna disekitarnya, bahkan dipengaruhi lingkungan dan cuaca.
Riset komunikasi biasanya tertuju pada empat aspek dalam proses komunikasi, yaitu komunikator (communicator), pesan (message), saluran (channel), dan audiens. Dalam riset kebahasaan, komunikator adalah juga pesan kalau tidak dalam bentuk kata-kata, gambat atau tanda menjadi kode atau simbol. Saluran dalam komunikasi massa antara lain media massa. Orang yang berperan sebagai audiens dikenal sebagai penerjemah kode-kode, simbol dan sebagainya yang disebut dekoder.Setiap orang menggunakan lambang dan simbol tanpa banyak berfikir. Dalam hubungan antar manusia, arti dan maksud lambang serta simbol dapat langsung ditangkap. Oleh sebab itu, penggunaan simbol dapat dikatakan sebagai ciri khas manusia. Sekalipun demikian, penggunaan tanda, simbol dan lambang oleh manusia dalam kegiatan komuniaksi tidak terjadi begitu saja. Terlebih dahulu harus ada proses pembelajaran, yaitu uapaya pengenalan dan pemaknaan serta penggunaan lambang-lambang tersebut.
Yang penting dalam komunikasi ialah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan. Dampak yang timbul dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yaitu :
1. Dampak KognitifAdalah yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Di sini pesan yang disampaikan komunikator ditujukan kepada fikiran si komunikan. Dengan lain perkataan, tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah fikiran diri komunikan.
2. Dampak afektifDampak ini lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar upaya komunikan tahu, tetapi tergerak hatinya, menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.
3. Dampak BehavioraDampak ini yang paling tinggi kadarnya, yaitu dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.
Referensi :
http://www.docstoc.com/docs/20868874/GAYA-HIDUP-DAN-PENAMPILAN-DALAM-BERKOMUNIKASI
BAB 4
UNSUR – UNSUR KOMUNIKASI
UNSUR – UNSUR KOMUNIKASI
4.1 Sumber / Komunikator
Pengirim pesan (komunikator) adalah manusia berakal budi yang berinisiatif menyampaikan pesan untuk mewujudkan motif komunikasinya. Komunikator dapat dilihat dari jumlahnya terdiri dari satu orang, banyak orang (dalam pengertian lebih dari satu orang), massa.
4.2 Pesan
Pesan bersifat abstrak. Pesan dapat bersifat konkret maka dapat berupa suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan.
Pesan bersifat verbal (verbal communication) :1. Oral (komunikasi yang dijalin secara lisan)
2. Written (komunikasi yang dijalin secara tulisan)
Pesan bersifat non verbal (non verbal communication) :
1. Gestural communication (menggunakan sandi-sandi bidang kerahasiaan)
4.3 Channel / Saluran
Saluran komunikasi merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat dua cara :
1. Non mediated communication (face to face), secara langsung2. Dengan media.
4.4 Komunikan
Komunikan (penerima pesan) adalah manusia yang berakal budi, kepada siapa pesan komunikator ditujukan. Peran antara komunikator dan komunikan bersifat dinamis, saling bergantian. Dilihat dari jumlah komunikator dan komunikan, maka proses komunikasi dapat terjadi 9 kemungkinan.
4.5 Efek komunikasi
Efek komunikasi diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam diri komunikannya. Terdapat tiga tataran pengaruh dalam diri komunikan :
1. Kognitif (seseorang menjadi tahu sesuatu)2. Afektif (sikap seseorang terbentuk) dan
3. Konatif (tingkah laku, hal yang membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu)
Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas pesan komunikator yang disampaikan kepadanya. Pada komunikasi yang dinamis, komunikator dan komunikan terus-menerus saling bertukar peran.
Referensi :
http://www.lusa.web.id/unsur-unsur-komunikasi/